Rabu, 30 Desember 2015

Tradisi Nyadran di Desa Protomulyo


TRADISI NYADRAN DI DESA PROTOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU SELATAN
Mini Riset
Disusun guna memenuhi tugas
                                 Mata Kuliah           : Islam dan Kebudayaan Jawa
                                 Dosen Pengampu   : M. Rikza Chamami, M.S.I


Oleh :
Siti Munawaroh (133511026)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap daerah di Indonesia mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda, hal itu dipengaruhi oleh keadaan geografis, pendidikan, pemikiran masyarakat serta nenek moyang/ leluhur. Begitu juga dengan masyarakat Jawa yang mempunyai banyak adat istiadat. Salah satu adat tersebut adalah Nyadran. Tradisi nyadrandilaksanakan oleh masyarakat secara turun temurun dari zaman nenek moyang sampai sekarang masih tetap dilestarikan. Nyadran dijadikan sebagai simbol masyarakat dalam menghargai jasa nenek moyang di daerah tersebut.
Nyadran menjadi adat masyarakat Jawayang dilakukan selama setahun sekali di bulan Rajab. Setiap daerah mempunyai cara tersendiri dalam menginterprestasikan adat tersebut. Begitu juga di Desa Protomulyo, nyadran juga mempunyai tata cara tersendiri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul Tradisi Nyadran di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang diatas, penulis merumuskan beerapa masalah diantaranya:
1.      Bagaimana pelaksanaan tradisi nyadran di Desa Protomulyo?
2.      Apa makna nyadran bagi warga Desa Protomulyo?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui pelaksanaan tradisi nyadran di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal.

D.    Metode Penelitian
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulisadalah penelitian kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif .
2.    Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Desember 2015 di desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan
3.    Teknik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara kepada masyarakat setempat yang biasa menjadi panitia Tradisi Nyadran.










BAB II
LANDASAN TEORI

Secara bahasa tradisi yaitu adat istiadat, etik, kebiasaan, budaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tradisi berarti adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat setempat.
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa terutama Jawa Tengah. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. Naydran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan . Kegiatan yang biasa dilakukan saat Nyadran atau Ruwahan adalah:
a.         Menyelenggarakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al Quran, dzikir, tahlil dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama.
b.        Melakukan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan.
c.         Melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepada roh yang telah meninggal di area makam.





BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pelaksanaan Tradisi Nyadran di Desa Protomulyo
Nyadran merupakan tradisi ziaroh yang dilakukan oleh masyarakat desa Protomulyo setiap setahun sekali pada hari Jum'at Kliwon bulan Rajab sebagai peringatan khaul mbah Kyai Suropodo. Namun tak diketahui sejak kapan nyadran itu dilakukan. Tradisi nyadran dilaksanakan mulai jam 07.00 WIB di  makam Kyai Suropodo dan KyaiNgilir yang dianggap sebagai nenek moyang atau leluhur yang telah menyebarkan agama Islam di Kaliwungu Selatan, Kendal. Makam ini tepatnya terletak di dukuh Suropadan desa Protomulyo kecamatan Kaliwungu Selatan. Acara nyadran ini dilakukan oleh masyarakat Suropadan khususnya yang biasanya dihadiri oleh semua perangkat desa Protomulyo dan warga sekitar dukuh Suropadan seperti dukuh Piliran, Penjalin dan Ngampon.
Setiap nyadran ke makam biasanya warga membawa nasi dan ayam ingkung yang ditempatkan di baskom atau keranjang kecil yang biasa disebut oleh masyarakat suropadan sebagai dunak.Setelah sampai di pemakaman warga mengambil nomor yang telah disediakan panitia untuk ingkungnya, kemudian meletakkan nasi dan ingkung bawaannya disekitar makam sesuai arahan dari panitia.Sehingga akan tampak ratusan hingga ribuan makanan disekitar makam. Setelah makanan terkumpul semua, panitia bersiap untuk memulai acara tersebut.
Acara dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh bapak Jumarno selaku kepala desa Protomulyo, kemudian dilanjut dengan acara tahlil, baca Yasin dan doa yang dipimpin oleh tokoh masyarakat (kyai). Setelah makanan didoakan, panitia mengambil sebagian dari makanan yang dibawa warga untuk dibagikan kepada warga yang tidak mampu. Kemudian warga yang berangkat membawa makanan, mengambil makanannya kembali untuk dibawa pulang sesuai dengan nomor urut yang telah diterima waktu awal masuk makam. Warga segera membawa ulang makanannya untuk dimakan bersama dengan keluarganya yang dirumah dengan harapan makanan yang telah di doakan bersama itu akan membawa berkah bagi yang memakannya.

B.     Makna Nyadran Bagi Warga Desa Protomulyo
Meskipun zaman terus mengalami kemajuan menuju zaman yang modern, namun masyarakat Protomulyo tetap melestarikan tradisi nyadran di kyai Suropodo. Tradisi nyadran ini terus dilestarikan karena  mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat desa Protomulyo diantaranya yaitu;
1.      Sebagai perekat hubungan antara manusia dengan Allah karena dengan berziarah ke makam leluhur manusia akan ingat kematian sehingga terus menambah amal ibadahnya.
2.      Sebagai perekat hubungan antar sesama manusia, karena dengan adanya nyadran ini antar warga akan saling bertemu dan bertatap muka yang secara tidak langsung akan mempererat tali silaturahim antar sesama.
3.      Sebagai wadah untuk saling berbagi antara yang mampu dengan yang tidak mampu.
4.      Sebagai ungkapan rasa hormat dan menghargai jasa para leluhur yang telah berjasa di desa Protomulyo.




BAB IV
KESIMPULAN

            Tradisi Nyadran merupakan adat istiadat atau kebudayaan ritual ziaroh ke makam leluhur untuk mendoakan arwahnya  yang dilakukan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang sampai sekarang ini. Nyadran menjadi tradisi wajib bagi masyarakat Protomulyo setiap tahunya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dan rasa hormat kepada para leluhur yang telah berjasa.
            Tradisi nyadran mempunyai makna yang tersendiri bagi masyarakat Protomulyo yaitu sebagai perekat hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia sehingga tradisi ini terus dilestarikan sampai saat ini.



DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

LAMPIRAN
Instrumen wawancara
1.      Kapan tradisi nyadran dilaksanakan?
2.      Sejak kapan mulai ada tradisi nyadran?
3.      Dimana tradisi nyadran dilakukan?
4.      Siapa saja tokoh yang hadir dalam acara nyadran?
5.      Bagaimana tata cara pelaksanaan nyadran di Suropadan?
6.      Menurut warga Suropadan apa makna yang didapat dari tradisi nyadran?
Nara Sumber : Bapak Fauzun (warga yang pernah menjadi panitia nyadran)

Foto Kegiatan
        
Panitia Nyadran                                            Bapak Jumarno (Kepala Desa Protomulyo)

     
Tokoh Masyarakat (Kyai)                            Acara doa bersama
       
Makam Kyai Suropodo                                Makanan yang dibawa warga
                                                                        (Nasi dan Ayam Ingkung)